Puisi Tentang Bullying Singkat, Sangat Menyentuh & Menyayat Hati

puisi tentang bullying

Puisi Tentang Bullying – Bullying adalah masalah serius yang seringkali menghantui masyarakat. Meskipun langkah-langkah telah diambil untuk mengatasi perundungan, tindakan semacam itu kadang sering terjadi, baik di sekolah, tempat kerja, dan bahkan di dunia maya.

Untuk mencerminkan dampak yang mendalam dari perilaku ini dan mempromosikan kesadaran tentang betapa merusaknya bullying, haidunia menuliskan beberapa pait puisi tentang bullying, harapannya dengan puisi ini para pelaku bullying bisa insyaf, dan para korban bullying bisa semakin sabar dan tabah.

Read More

Berikut beberapa bait puisi tentang bullying ciptaan Akhmad Saikuddin, M.A.

Puisi Tentang Bullying, Bikin Mata Berkaca-kaca

Puisi 1: “Bayang-Bayang Kegelapan”

Dalam kegelapan hatiku yang sunyi,
Kukenang kata-kata pahit yang terucap,
Saat mereka mencemooh, mencibir, dan merendahkan,
Bagaikan bayangan kegelapan yang tak kunjung sirna.

Mereka menyeringai dengan tajam, mata penuh noda,
Hinaan mereka menusuk dalam setiap kata,
Aku mencoba bertahan, tetapi hatiku hancur,
Di antara bayang-bayang itu, aku merasa terkubur.

Puisi ini mencerminkan perasaan seorang korban bullying yang merasa terjebak dalam kegelapan hatinya. Bullying dapat merusak harga diri seseorang, membuatnya merasa terisolasi, dan meninggalkan luka yang mendalam dalam hati mereka.

Puisi 2: “Luka-Luka yang Tak Terlihat”

Tangan mereka memukul, kata-kata mereka menusuk,
Tak ada tempat untuk bersembunyi, tak ada yang bisa kukatakan,
Mereka mencemooh dan merendahkan, membuatku hancur,
Luka-luka yang tak terlihat, tetapi menyakitkan.

Mereka bersembunyi di balik senyum sinis,
Menginjak harga diriku hingga tak berarti,
Tetapi aku akan bangkit, aku akan kuat,
Karena luka-luka ini tak akan mengalahkan hatiku.

Puisi ini menyoroti bagaimana bullying dapat berwujud dalam bentuk kekerasan fisik dan emosional. Terkadang, luka yang tidak terlihat dapat lebih menyakitkan daripada luka fisik yang terlihat.

Puisi 3: “Teman Sejati”

Dalam saat-saat kelam, di bawah langit berawan,
Teman sejati adalah sinar terang dalam kegelapan,
Mereka berdiri di sisiku, tanpa ragu dan tulus,
Menyemangatiku saat hatiku terluka dan terluka.

Mereka adalah pelindungku, penjaga setia,
Bersama-sama kita hadapi badai dan terik matahari,
Mereka tidak membiarkanku sendirian di tengah bully,
Karena teman sejati selalu ada dalam hari-hari sulit.

Puisi ini menggarisbawahi pentingnya memiliki teman sejati yang dapat memberikan dukungan saat menghadapi bullying. Teman-teman yang tulus dan peduli dapat membantu korban merasa lebih kuat dan berdaya.

Puisi 4: “Menghentikan Lingkaran Kekerasan”

Kita adalah generasi yang berjanji,
Untuk mengakhiri siklus kekerasan yang terus berlanjut,
Bersama kita akan melawan, bersama kita akan berkata,
Bahwa bullying tidak bisa lagi kita biarkan berlarut-larut.

Kita akan bersatu, menghapusnya dari sekolah dan dunia maya,
Membangun lingkungan yang aman, tanpa kebencian atau rasa takut,
Kita akan memberikan contoh cinta dan pengertian,
Dan bersama-sama, kita akan mengakhiri bullying untuk selamanya.

Puisi ini mencerminkan semangat untuk mengatasi bullying dan menghentikan lingkaran kekerasan. Masyarakat harus bersatu untuk melawan bullying di semua tingkatan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang.

Puisi 5: “Luka di Dalam”

Di dalam hatiku, ada luka yang tak terlihat,
Ketika kata-kata menusuk dan berlarut-larut,
Bukan hanya kulit yang terluka, melainkan jiwa yang terpatah,
Dalam dunia yang kejam, dimana bullying menggoda.

Mereka tertawa dan merendahkan, tanpa henti,
Mengapa mereka tidak melihat, betapa aku sakit?
Tetapi aku tak akan menyerah pada kegelapan ini,
Aku akan bangkit, dan cahaya akan kutemukan.

Puisi ini menekankan bahwa luka dari bullying tidak selalu terlihat secara fisik. Kadang-kadang, luka yang paling dalam tersembunyi di dalam jiwa korban, dan proses penyembuhan memerlukan ketekunan dan tekad.

Puisi 6: “Matahari Setelah Badai”

Di tengah badai yang mengganas, aku berdiri sendiri,
Kata-kata kejam melanda, menghancurkan hatiku,
Tetapi aku tahu, di balik awan kelam itu,
Ada matahari yang bersinar, menanti saatnya muncul.

Aku akan bertahan, melawan angin dan hujan,
Karena aku tahu, aku tak sendirian dalam perjuangan,
Teman-teman yang peduli akan selalu berada di sisiku,
Bersama-sama kita akan melewati badai dan bercahaya seperti matahari.

Puisi ini mengeksplorasi tema ketekunan dan harapan dalam menghadapi bullying. Terlepas dari kesulitan yang dihadapi, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik, dan dukungan teman-teman dapat membantu korban melewati masa sulit ini.

Nah itulah beberapa contoh puisi tentang bullying. Semua puisi di atas mencoba untuk menyampaikan berbagai aspek bullying, dari luka yang mendalam hingga harapan untuk perubahan. Harapannya, puisi-puisi ini dapat memberikan sudut pandang yang berbeda tentang masalah ini dan mendorong kita semua untuk berperan aktif dalam menghentikan bullying di masyarakat, sekolah dll.

Akhir Kata

Bullying adalah masalah serius yang harus diatasi bersama. Puisi adalah cara yang kuat untuk menyampaikan pesan tentang dampak yang merusak dari bullying dan pentingnya dukungan serta penghentian perundungan.

Semoga puisi-puisi di atas dapat menginspirasi kita untuk bertindak, mendukung para korban, dan bekerja sama untuk mengakhiri bullying di masyarakat kita. Dengan tekad yang kuat, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih aman untuk semua orang.

Semoga bermanfaat ya teman-teman.

About Author

Baca Juga:  Mendidik Pemuda Masa Depan Dan Menata Bangsa

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *